Aturan Jam Kerja Baru, Efektifkah Cegah COVID-19?

Dengan diberlakukannya masa new normal, diharapkan perekonomian masyarakat Indonesia bisa kembali pulih. Para pekerja kantoran yang terbiasa dengan WFH (Work From Home) sudah mulai kembali bekerja di kantor. Pusat perbelanjaan kembali dibuka, destinasi wisata dan fasilitas umum juga sudah beranjak pulih.

Namun hal ini ternyata menimbulkan masalah baru. Salah satunya terjadinya penumpukan alat transportasi umum. Seperti KRL yang menyebabkan antrian cukup panjang di hari pertama new normal. Selain KRL, mode transportasi umum lain seperti MRT, busway dan lainnya juga mengalami kepadatan.

Hal ini disebabkan melonjaknya jumlah penumpang serta pembatasan penumpang dalam sebuah keberangkatan. Contohnya KRL, di mana satu gerbong biasa menampung 250 orang, dikarenakan protokol pencegahan COVID-19, maka satu gerbong hanya boleh diisi maksimal 74 orang. Hal ini tentu menimbulkan masalah terutama di jam berangkat dan pulang kerja.

Baca Juga: Mal Kembali Dibuka, Ini Protokol Kesehatan yang Harus Dipatuhi

Pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, menerbitkan surat edaran yang mengatur waktu kerja di wilayah Jabodetabek untuk mempersiapkan diri menghadapi masa new normal. Surat Edaran Nomor 8 Tahun 2020 tentang Pengaturan Jam Kerja Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman COVID-19 di Wilayah Jabodetabek, ditandatangani Ketua Pelaksana Gugus Tugas COVID-19 Doni Monardo 14 Juni lalu.

Pengaturan jam kerja ini dibagi kedalam 2 shift. Shift 1 masuk kerja antara pukul 07.00 – 07.30 dan pulang antara pukul 15.00 – 15.30. Untuk shift 2 masuk antara pukul 10.00 – 10.30 dan pulang antara pukul 18.00 – 18.30. Pengaturan jam kerja antara shift wajib dilakukan dengan jeda minimal 3 jam. Dengan peraturan ini diharapkan tidak terjadi penumpukan masyarakat saat berangkat dan pulang kerja, sehingga menurunkan risiko penyebaran Virus Corona.

Pembagian jam kerja ini hanyalah salah satu tindakan penertiban dari pemerintah agar mengurangi jumlah pasien tertular secara massal. Tentu saja, yang paling utama adalah menjaga pola hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Ya, jika sistem kekebalan tubuh kita kuat, risiko tertular bisa berkurang.

Untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, ada beberapa cara yang bisa dilakukan seperti rutin olahraga, tidur cukup, rajin berjemur dan yang tak kalah penting adalah memenuhi gizi seimbang. Sayangnya, sebagian orang hanya memenuhi kebutuhan karbohidrat dan protein, dan sering melupakan asupan vitamin dan mineral. 

Ayo, penuhi gizi seimbang dengan suplemen makanan seperti K-Trecious Botanical Beverage Mix Blackcurrant. Suplemen kesehatan ini mengandung spirulina dari Earthrise Farm (California). Kaya akan nutrisi protein, vitamin, mineral serta pigmen antioksidan untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang.

K-Trecious Botanical Beverage Mix Blackcurrant mengandung 60-70% protein dalam bentuk asam essensial dan non essensial. Kandungan lengkap vitamin A, B1, B2, B3, B6, B12, C dan E di dalamnya siap penuhi porsi asupan nutrisi harian Anda. Suplemen ini dilengkapi juga dengan mineral penting seperti magnesium, chromium, zinc, serta pigmen seperti phycocyanin dan beta karoten. So, nutrisi yang lengkap ini bisa membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda.

Yuk, rutin konsumsi K-Trecious Botanical Beverage Mix Blackcurrant untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Jadi, sudah siap menghadapi new normal kan? (Dedi/Jody/Rahma)

Artikel Rekomendasi: Cegah COVID-19, Lakukan Cara Ini Usai Bepergian ke Luar Rumah