Shisha atau Rokok Elektrik, Bahaya Tidak?
Meski terlihat keren dan lebih sehat, merokok shisha yang menjadi trend saat ini, ternyata jauh lebih berbahaya daripada merokok biasa bahkan hingga 450 kali lebih berbahaya. Hal yang sama juga berlaku pada rokok elektronik yang ternyata sama berbahayanya dengan rokok biasa.
Shisha atau dikenal juga dengan sebutan hookah dan berasal dari Jazirah Arab, merupakan kegiatan menghirup tembakau yang dibakar dengan aroma buah-buahan, lalu uapnya dialirkan melalui pipa atau bejana dan dihirup oleh hidung melalui selang.
Selama ini shisha dianggap sebagai cara yang aman untuk menikmati tembakau dan tidak menimbulkan efek berbahaya bahkan dapat memberikan efek relaksasi. Dengan shisha, kalangan yang tidak merokok dapat menyalurkan hasrat merokoknya. Beberapa orang juga memiliki anggapan jika asap shisha itu tidak berbahaya dikarenakan racun yang ada di tembakau sudah dicampur dengan air sebagai filter, bahkan terkadang dicampur dengan wine.
Namun, para peneliti dari Department of Health and the Centre for Tobacco Control menyebutkan bahwa sisha sama berbahayanya dengan merokok, bahkan lebih berbahaya 400 hingga 450 kali daripada rokok menurut Dr. Hilary Wareing (2009) karena dapat meningkatkan level karbonmonoksida dalam tubuh. Dalam satu sesi kegiatan shisha, ditemukan empat hingga lima kali level karbonmonoksida yang lebih banyak dibanding pada rokok pada umumnya yang dapat menyebabkan kerusakan otak dan membuat kesadaran menurun. Sementara untuk satu sesi shisha selama 30 menit, terkandung 10 miligram karbon monoksida yang lebih tinggi dibanding rokok. Bahkan menurut World Health Organization (WHO), merokok shisha selama satu jam sama bahayanya seperti mengisap 100 rokok.
Ternyata bukan hanya shisha yang berbahaya untuk kesehatan. Namun rokok elektrik yang juga menjadi bagian dari gaya hidup saat ini dianggap memiliki bahaya yang sama dengan rokok biasa. Dari berbagai penelitian kesehatan yang ada, rokok elektrik memiliki efek yang sama berbahayanya dengan rokok biasa.
Sehingga, sebaiknya tidak mengisap rokok elektrik di dalam ruangan karena produk ini dapat mengeluarkan racun seperti rokok biasa. Meski tidak berasap, uap rokok elektrik yang mengandung zat kimia berbahaya juga dapat mengakibatkan polusi udara. Ketika seseorang menghirup uap dari hasil rokok elektrik ini, maka seseorang tersebut dapat menjadi perokok pasif.
Kandungan Logam Berat dan Racun dalam Shisha
Berdasarkan penelitian, proses asap yang melewati air sebelum akhirnya dihirup oleh pengguna shisha, ternyata tetap mengandung racun yang berasal dari logam berat seperti besi, tembaga, timah, uranium, dan kromium. Seperti rokok, shisha mengandung tembakau dan kandungan beracun lain seperti nikotin, tar, karbon monoksida, arsenik, dan timah.
Namun, asap shisha lebih beracun daripada rokok tembakau meski kandungannya sama. Jika dibandingkan dengan sebatang rokok tembakau, asap shisha mengandung arsenik dan nikel yang lebih tinggi. Kandungan karbon monoksidanya juga 15 kali lebih tinggi sementara kandungan tar-nya 36 kali lebih tinggi.
Baca Juga : Paru-paru Sehat Bebas Asap Rokok
Bahaya Jika Terus Mengisap Shisha
Penggunaan rokok shisha dalam jangka panjang menyebabkan lebih luasnya paparan kandungan racun dan logam berat pada tubuh yang terhisap ketika merokok Shisha. Berikut beberapa bahaya mengisap shisha:
1. Kanker
Dibandingkan perokok tembakau biasa, perokok shisha akan menyerap racun jauh lebih banyak mengingat waktu penggunaannya yang relatif lebih lama daripada merokok biasa. Arang yang dipakai untuk memanaskan tembakau pun akan ikut memberikan pengaruh buruk untuk kesehatan perokok.
Zat-zat semacam karbon monoksida, logam, dan bahan-bahan kimia penyebab kanker (kanker paru-paru, kanker mulut dan kanker kandung kemih) terkandung pada setiap hisapan shisha.
2. Penyakit jantung dan paru-paru
Berpotensi menyebabkan penyumbatan pembuluh darah pada jantung dan penyakit paru-paru karena shisha dan asapnya ternyata tetap mengandung racun.
3. Bagi wanita hamil berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah
Seorang wanita hamil yang menghisap shisha sebanyak satu tabung atau lebih per harinya, berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Tidak hanya itu, bayi yang dilahirkan juga rentan terkena gangguan pernafasan.
4. Risiko penyakit menular
Tabung dan selang yang digunakan untuk mengisap shisha tidak terjamin kebersihannya karena telah dipakai oleh banyak orang dan belum tentu dibersihkan dengan benar. Karena itu, dapat meningkatkan risiko tertular penyakit menular seperti TBC, influenza, pneumonia hingga paru-paru basah.
5. Kesuburan pria pengonsumsi Shisha juga menurun
Kandungan logam berat pada shisha seperti arsenik, kromium, timah, dan kobalt dalam air mani dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas sperma serta menyebabkan pria menjadi kurang subur.
6. Penyakit pada gusi.
Saat mengisap shisha, kandungan nikotin dan cotinine yang terdapat dalam darah serta air liur perokok shisha akan semakin meningkat yang dapat mempengaruhi jaringan gusi.
Jadi, setelah mengetahui berbagai bahaya rokok shisha maupun rokok elektrik seperti yang dipaparkan di atas, yakin Anda masih mau mengisapnya? (Marini)