7 Gangguan Kesehatan Pada Organ Reproduksi Wanita

Hai Mitra K-LINK! Dalam artikel kali ini, kita akan membahas masalah gangguan yang terjadi pada organ reproduksi wanita. Bagian ini sangat penting karena terdiri dari ovarium, tuba falopii atau oviduct (saluran telur), uterus (rahim), vagina, mons veneris, labium mayora, dan clitoris. Semua organ tersebut berperan penting terhadap kesuburan dan kesehatan, serta merupakan bagian yang paling rentan terinfeksi maupun terluka.

Berbagai gangguan kesehatan reproduksi wanita biasanya muncul karena perilaku dan kebiasaan buruk. Hal ini berawal dari infeksi bagian luar hingga ke bagian dalam yang disebabkan gaya hidup tidak sehat.

Baca Juga: Masalah Kesehatan Reproduksi

Berikut ini terdapat beberapa uraian tentang gangguan kesehatan reproduksi wanita yang sering dialami, antara lain:

  1. Kanker pada sistem reproduksi
    Penyakit ini paling banyak terjadi pada wanita dan menyebabkan angka kematian yang tinggi, yaitu kanker rahim maupun kanker serviks. Kanker yang menyerang pada sistem reproduksi wanita ini merupakan gangguan yang harus disadari sejak dini, agar lebih mudah diatasi. Penyakit ini disebabkan oleh Human Papilolloma Virus (HPV) yang bisa menyebar dan berpindah dengan mudah, walau hanya lewat sentuhan kulit antara individu satu ke yang lain.
  2. Keputihan
    Keputihan merupakan cairan yang keluar dari vagina wanita. Keputihan terbagi menjadi dua, yaitu keputihan fisiologis dan keputihan patalogis. Umumnya, keputihan fisiologis terjadi menjelang menstruasi dan setelahnya, atau dapat juga muncul pada masa subur setiap bulan, meski tidak dalam jangka waktu lama. Sedangkan keputihan patalogis biasanya terjadi karena infeksi atau bakteri yang berada di sekitar atau di dalam vagina.
  3. Siklus menstruasi tidak teratur
    Gangguan siklus menstruasi disebut dengan istilah Anemore Primer dan Sekunder. Gangguan pada kasus Amenore Primer adalah menstruasi yang belum terjadi, walaupun sudah mencapai usia untuk mengalami siklus haid. Sedangkan Amenore Sekunder, adalah masa saat wanita yang sudah mengalami haid, namun terhenti dalam jangka 3-6 bulan.
  4. Penyakit radang panggul
    Infeksi yang menjangkiti tuba fallopi rahim, ovarium, leher rahim atau panggul wanita disebut dengan radang panggul atau Pelvic Inflammatory Disease (PID). Hal ini terjadi karena rongga perut memiliki jalur langsung dari luar yaitu melalui saluran reproduksi wanita melewati tabung rahim menuju rongga perut. Melalui jalur inilah, bakteri masuk hingga ke rongga perut. Saat radang panggul bereaksi, sering sekali menyebabkan rasa sakit pada perut.
  5. Peradangan vagina
    Peradangan vagina sering disebut sariawan pada vagina, yang dapat menyebabkan gatal-gatal pada vulva dan vagina. Hal ini disebabkan oleh infeksi jamur candida yang dapat terjadi secara alami di dalam vagina namun jamur ini berkembang lebih cepat dari biasanya.
  6. Infertilitas wanita
    Infertilitas wanita adalah kesulitan untuk hamil yang disebabkan kurangnya ovulasi atau dapat terjadi karena penyakit sistem reproduksi lainnya. Gangguan ovulasi ini antara lain karena adanya penyimpangan dalam produksi hormon atau masalah kerusakan pada saluran tuba uterine atau leher rahim yang juga dapat menyebabkan infertilitas.
  7. Myoma
    Myoma juga dapat disebut tumor jinak yang sering terjadi pada wanita di atas usia 35 tahun. Penyebab penyakit ini belum diketahui, tetapi tingkat yang berlebihan dari estrogen dan hormon pertumbuhan diperkirakan telah memengaruhi pembentukan tumor. Penyakit myoma ini biasanya akan hilang pada wanita yang sudah mengalami menopause.

Artikel Rekomendasi: Tips Mengencangkan Miss V Dengan Ramuan Tradisional

Apakah Anda mengalami salah satu dari gangguan pada organ reproduksi di atas? Bila iya, segeralah tangani dengan baik, agar kondisinya tidak semakin memburuk. Untuk Anda para wanita lainnya, ingatlah untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan organ intim agar terhindari dari penyakit berbahaya, ya! (Diah/Dwita/Marini)

Baca Juga: Tips Menjaga Kebersihan Miss V