Apakah Aspartam Berbahaya?
Mungkin banyak dari kita yang masih asing dengan kata-kata aspartam atau dalam bahasa Inggrisnya disebut aspartame. Namun sebenarnya, aspartam ini banyak loh terdapat di dalam makanan, minuman maupun vitamin yang ada di sekitar kita. Ternyata, aspartam ini aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan kita sesuai dengan batas maksimum penggunaannya dalam makanan maupun minuman harian kita.
Baca juga: Ga Mau Cepat Tua? Hindari Gula Berlebihan
Aspartam merupakan pemanis buatan yang rendah kalori, terdiri atas asam amino yang umum yaitu asam aspartat dan fenilalanin. Aspartame memiliki rasa manis 200 kali lipat dibandingkan gula biasa. Pemanis ini umum digunakan sebagai pengganti gula untuk penderita diabetes, dan sebagai pemanis pada berbagai makanan dalam kemasan.
Aspartam sendiri telah disetujui oleh FDA sebagai pemanis buatan yang aman untuk dikonsumsi sejak tahun 1981 silam.
Banyak berita yang menyampaikan bahwa aspartam itu berbahaya dan dapat menyebabkan kanker, benarkah hal itu?
Studi Aspartam di Eropa
Pada tahun 2005 lalu, Yayasan Ramazzini Eropa (Eurropean Ramazzini Foundation/ERF) mempublikasikan penemuannya berdasarkan studi pemberian makan aspartam jangka panjang pada tikus. Penelitian dari ERF ini menyimpulkan bahwa aspartam menyebabkan kanker dan menyarankan penggunaan dan konsumsi pemanis ini sebaiknya dievaluasi kembali.
Namun, kemudian Otoritas Keamanan Makanan Eropa (European Food Safety Authority/ EFSA) meninjau kembali hasil penelitian ERF tersebut. EFSA menyatakan bahwa kesimpulan ERF yang menyatakan aspartam bersifat karsinogenik (penyebab kanker) tidak didukung oleh data yang cukup sehingga tidak perlu meninjau pendapat peneliti ERF yang meragukan keamanan aspartam, apalagi merevisi asupan harian yang diperbolehkan (Acceptable Daily Intake).
Baca juga: 6 Efek Buruk Gula Bagi Kecantikan
Studi Aspartam di Amerika
Studi tentang aspartam juga dilakukan di Amerika untuk menepis isu yang menghubungkan aspartam dengan kanker. Akhirnya penelitian pun dilakukan terhadap manusia bukan pada tikus atau hewan mengenai dampak aspartam. Hasil penelitiannya dilaporkan oleh Michael Jacobsone, pemimpin dari Center For Science In the Public Interest pada 4 April 2006 dalam pertemuan American Association For Cancer Research. Hasil penelitian besar ini menjelaskan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa minuman soda yang mengandung aspartam dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker. Dengan begitu, hasil penelitian ini kemudian menepis anggapan tentang resiko buruk penggunaan aspartam.
Di Indonesia sendiri pada tahun 2010, melalui surat Nomor: KH.00.01.1.0800 yang dikeluarkan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), disebutkan bahwa berita yang tersebar melalui pesan singkat SMS (Short Message Service), mengenai bahaya penggunaan aspartam yang disebutkan bersumber dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) merupakan berita bohong. IDI mengklaim tidak pernah mengeluarkan pernyataan tentang hal tersebut.
Baca juga: Cegah dan Kendalikan Diabetes Anda
Dalam siaran persnya tahun 2010 tersebut, Kepala BPOM saat itu Kustantinah mengatakan aspartam dikategorikan aman berdasarkan Keputusan Codex stan 192-1995 Rev.
10 Tahun 2009. Codex sendiri merupakan kependekan dari Codex Alimentarius Commision (CAC), yaitu Lembaga Internasional yang ditetapkan FAO/WHO untuk melindungi kesehatan konsumen dan menjamin terjadinya perdagangan yang jujur.
Aspartam dapat digunakan secara aman untuk minuman berbasis susu, permen, serta makanan dan minuman ringan lainnya berdasarkan aturan yang dikeluarkan oleh Codex, yaitu
sesuai batas maksimum penggunaannya masing-masing, rata-rata sebanyak 40-50 mg/kg berat badan Anda per harinya.
Jadi tidak perlu takut lagi ya untuk mengonsumsi aspartam, karena memang terbukti aman untuk dikonsumsi dan tidak berbahaya bagi kesehatan.
(Jabbar/Marini)
Source:
Benarkah Aspartame Menyebabkan Kanker, Pengerasan Otak atau Sumsum Tulang?