Sering Letih Berlebihan? Waspada ‘Silent Killer’ yang Satu Ini

Rutinitas kerja padat membuat badan Anda lelah, atau makan dalam porsi banyak menyebabkan cepat mengantuk. Ya, kedua hal itu nampaknya masih wajar. Tapi jika rasa mengantuk terjadi di jam produktif ditambah rasa letih berlebihan, tentu Anda harus waspada.

Gejala letih berlebihan bisa menjadi salah satu indikasi Anda mengalami perlemakan hati. Dilansir dari Klikdokter, penyakit perlemakan hati atau fatty liver (hepatic steatosis) adalah suatu istilah yang mendeskripsikan penumpukan lemak dalam hati. Penyakit yang sering disebut “silent killer” ini bisa memburuk seiring berjalannya waktu apabila tidak dikontrol dengan baik.

Baca Juga: Waspadalah, Kolesterol Tinggi Dapat Mengganggu Kesehatan Hati

Gejala Letih Berlebihan pada Fatty Liver 

Perlemakan hati terdiri dari dua jenis, di antaranya perlemakan hati alkohol dan non alkohol. Letih berlebihan pada perlemakan hati non alkohol berhubungan signifikan dengan inaktivitas dan kantuk berlebih pada siang hari, tapi tidak dengan keparahan penyakit maupun resistensi insulin.

Penelitian menunjukkan, 20 persen individu dengan peradangan akibat perlemakan hati akan berlanjut ke kondisi yang lebih buruk. Jika hal ini terjadi, maka penderitanya akan merasakan lelah berlebihan disertai rasa tak nyaman pada perut. Organ hati mungkin akan sedikit membesar. Ini dapat dideteksi dokter saat melakukan pemeriksaan fisik. Gejala yang bisa dialami seperti:

  • Nafsu makan menurun
  • Berat badan menurun
  • Nyeri perut
  • Letih berlebihan

Jika fatty liver berlanjut ke sirosis dan kegagalan hati, gejala yang ditimbulkan seperti perut membesar akibat penumpukan cairan, kuning pada kulit serta mata, hingga perdarahan yang tidak normal, seperti muntah dan buang air besar berdarah. Selain konsumsi alkohol, penyebab tersering perlemakan hati lainnya adalah:

  • Obesitas
  • Kadar lemak tinggi, terutama trigliserida
  • Diabetes
  • Faktor genetik
  • Penurunan berat badan yang terlalu cepat
  • Efek samping obat tertentu

Kabar baiknya, si “silent killer” ini bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Seperti hindari konsumsi alkohol, menjaga berat badan ideal, mengontrol kadar trigliserida dan kadar kolesterol jahat (LDL), serta berolahraga setidaknya 30 menit dalam seminggu. Pastikan juga Anda mengonsumsi makanan bergizi yang rendah lemak. Selain itu, Anda juga bisa menambahkan food supplement untuk membantu menurunkan lemak jahat. Food supplement seperti K-C Susu Skim Bubuk, K-Sauda VCO dan K-OmegaSqua Plus bisa Anda andalkan.

K-C Susu Skim Bubuk mengandung lemak kurang dari 1% saja. Kolostrum pada susu rendah lemak ini mengandung leptin dan IGF-1. Keduanya berperan membantu mengubah lemak jahat menjadi energi, sehingga efektif membantu mencegah terjadinya timbunan lemak berlebih dan obesitas. Sementara itu, K-Sauda VCO mengandung kebaikan virgin coconut oil (VCO) yang tinggi asam laurat. Asam laurat punya peranan penting untuk membantu mencegah perlemakan hati dengan meningkatkan kolesterol baik (HDL), tetapi juga membantu mengurangi kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh.

Terakhir yang tak kalah penting ada kombinasi omega-3, squalance dan vitamin D3 dari K-OmegaSqua Plus. Kandungan omega-3 pada suplemen ini bermanfaat membantu menurunkan kadar trigliserida, meningkatkan kolesterol baik serta membantu mengurangi peradangan. Selain membantu mencegah risiko fatty liver, ketiga food supplement di atas juga bisa diandalkan untuk membantu menjaga imun tubuh, serta memelihara kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Mulai sekarang, ayo kontrol pola hidup sehat agar terhindar dari risiko si “silent killer”. Lengkapi juga pola hidup sehat Anda dengan kebaikan nutrisi pada K-C Susu Skim Bubuk, K-Sauda VCO dan K-OmegaSqua Plus. (Angga/Jody)

Artikel Rekomendasi: Bahaya Penyakit Liver dan Cara Mencegahnya