Pertanyaan:

Bagaimana jika orang tua tidak mengizinkan saya menjalankan bisnis K-LINK? Apa hukumnya jika saya tidak mematuhi orang tua yang menentang bisnis K-LINK?

Diajukan oleh beberapa Mitra K-Link

Jawaban:

Dalam syariah Islam, biruul walidain atau berbakti kepada kedua orang tua adalah wajib, dan durhaka kepada keduanya adalah dosa besar. Ketentuan ini juga berlaku bagi yang anak berbeda agama dengan orang tuanya.

Di antara contohnya adalah Nabi Ibrahim yang tetap berbakti kepada ayahnya. Beliau berbeda keyakinan tetapi tetap berusaha membahagiakannya di dunia dan akhirat. Berbakti kepada orang tua bukan berarti harus sependapat.

Satu ide, satu pikiran, satu pekerjaan, dan profesi. Perbedaan pendapat itu wajar, apalagi perbedaan profesi atau usaha.

Akan tetapi jika kita berbeda pendapat kita harus menyampaikan pendapat dengan baik.

Jika perlu sembunyikan pendapat kita. Saya tidak menganjurkan Anda berbohong tetapi cenderung tidak menampakkan runcingnya perbedaan. Anda tidak boleh bertengkar, cekcok atau adu mulut dengan orang tua yang tidak setuju dengan bisnis K-LINK. Orang tua yang melarang bisnis K-LINK umumnya beranggapan bahwa MLM itu haram atau tidak baik seperti kebanyakan persepsi keliru tentang MLM yang murni. Sedangkan Anda tahu bahwa K-LINK berbeda.

Jadi, Anda boleh tetap menjalankan bisnis ini. Anggaplah sebagai bagian dari jihad menegakkan ekonomi syariah. Jihad itu akan selalu diikuti pro dan kontra. Dalam jihad, pilihannya ada dua : menang atau mati dalam keadaan mulia. Ini bisa menjadi motivasi untuk menunjukkan kepada beliau bahwa Anda sukses menjalankan bisnis ini, lakukan perubahan niat atau orientasi dalam menjalankan bisnis bersama K-LINK.

Anda harus sukses demi menjelaskan bahwa ekonomi syariah adalah ekonomi yang terbaik. Sebelum kesuksesan itu diraih, Anda harus tetap menjaga hubungan baik dengan keduanya; sering silaturahim, memberi hadiah, membantu pekerjaannya dan mendoakan. Insya Allah sukses akan menjadi kenyataan buat Anda.

Wallahul muwafiiq
(HM. Sofwan Jauhari Lc, M.Ag.)
Dosen Pembantu Ketua (Puket) Sekolah Tinggi Ilmu Ushulluddin Al-Hikmah. Meraih gelar S1 Syariah dari Universitas Imam Muhammad, Riyadh. Dan mendapatkan gelar Master dalam bidang Ekonomi Islam dari Universitas Muhammadiyah Jakrta. Saat ini tercatat sebagai anggota Dewan Sayariah Nasional (DSN) MUI.