Risal Hakim, S.lp – Crown Ambassador

Seorang pemenang tidak pernah putus asa

Risal Hakim, S.Ip lahir di kecamatan Jailolo, kabupaten Halmahera Barat, provinsi Maluku Utara. Pria yang berdomisili di kabupaten Nabire, Papua ini merupakan anak ke-5 dari lima bersaudara.

Risal Hakim, S.Ip lahir di kecamatan Jailolo, kabupaten Halmahera Barat, provinsi Maluku Utara. Pria yang berdomisili di kabupaten Nabire, Papua ini merupakan anak ke-5 dari lima bersaudara. Ayahnya meninggal di saat usianya baru 2 bulan. Ia dibesarkan oleh ibu yang sangat tangguh, yang bekerja sebagai penjual ikan di pasar.Tahun 2000, Risal sekeluarga mengungsi ke Ternate, karena terjadi konflik antar agama. Hal itu membuat hidup tambah susah, kelas 6 SD ia menjadi kuli dan menjual kantong plastik di pasar, menjadi pedagang asongan di kapal PELNI dan terminal. Semua dilakukan untuk biaya hidup dan biaya sekolah. “Alhamdulillah, kami semua tidak putus sekolah, semua sampai SMA,” papar Risal dengan penuh syukur.Lulus tahun 2006, ia merantau ke Nabire, mulai bekerja di WARTEL (warung Telkom), pukul 6 pagi sampai 3 siang dengan upah Rp. 500.000,-. Selain bekerja, ia juga kuliah di salah satu universitas swasta di Nabire. Sepulang kuliah, ia lanjut narik ojek, tidak ada waktu luang demi menjadi sarjana. “Allhamdulillah, 2010 lulus kuliah dan menjadi sarjana hasil bekerja siang malam”, tuturnya.

Bekerja di bank swasta selama 2 tahun ia merasa tidak puas dengan hasil yang didapat. Tidak lama, ia dikenalkan K-LINK oleh teman sekaligus sponsornya, SM. Agustinus Tulada. Awalnya, ia mengaku tidak berminat, selama enam bulan lebih dengan sangat konsisten, sang sponsor datang menjelaskan K-LINK.Ia diperkenalkan dengan SCA. PIETER RADJAWANE, SH.MM, menjelaskan potensi bisnis. Yang ia katakan bisnis K-LINK bisa membawanyake tanah suci. Kemudian ia memutuskan join dan berjuang di K-LINK.Tahun 2012, K-LINK adakan Challenge Express Leaders Club Program (ELCP) yang rewardnya liburan ke Australia naik kapal pesiar dan uang saku lima juta atau umrah.“Berjuang dengan sungguh-sungguh, Allhamdulillah menjadi satu-satunya pemenang challenge. Impian pertama saya terwujud yaitu memberangkatkan ibunda tercinta umrah”, terangnya. 

Setelah pencapaian tersebut, bisnis alami pasang surut. Proses ujian dan tantangan membuatnya meninggalkan K-LINK dan mulai usaha ternak ayam potong yang akhirnya bangkrut. Tahun 2015, ia menikah dengan wanita bernama Atiek Fitrian Pratiwi. Dan kembali berjuang di K-LINK. Ia mengikuti acara Anniversary K-Link Indonesia. Di Jakarta, berkesempatan berkunjung ke rumah RCA. Hendri Rikianto. Disitulah titik balik di K-LINK, momentum besar yang ia dapatkan masih melekat di ingatan, “Risal, jika ingin bisnismu bertumbuh dengan baik maka perbaiki diri lebih baik”, tuturnya menirukan Hendry. Tahun 2016, ia satu-satunya di recognition sebagai New SLC di Semarang. Juni 2016, kebahagiaan bertambah karena hadirnya putra pertama, Akhdan Khalid Al Hakim, yang menambah motivasi berjuang lebih giat. . Ia memberi kado ulang tahunnya dan istri yaitu mobil dan peringkat New Crown Ambassador.

“Bisnis K-Link adalah anugerah terbesar. Banyak ilmu yang saya dapat. Bukan tentang nominal tapi tentang nilai. Ucapan terima kasih setulus-tulusnya kepada ibunda tersayang, isteri tercinta, mertua dan anak tersayang. Dan para jajaran upline pembimbing dengan sabar dan tulus antara lain DM. Jeckson King, CA. Vinsensisus Dharma Wijaya, CA. Fransina Radjawane, SCA. Pieter Radjawane, CA. Yopie Matulessy, SCA. Billy Tumangkeng, SCA. Rizal Fatah Nurkarim, RCA. Hendri Rikianto. Terima kasih juga kepada presiden direktur bapak Radzi Saleh dan seluruh staff serta management K-Link yang luar biasa. Teristimewa, terimakasih kepada para downline diseluruh Indonesia. Jazakumullah Khairan Katsiran.