GOAL yang Efektif
“The ability to set goals and make plans for their
accomplishment is the “master skill” of success”.
Kemampuan menentukan target dan membuat perencanaan untuk mencapainya adalah keterampilan utama untuk capai sukses. Pernakah Anda bayangkan dua tim sepakbola yang bermain tanpa gawang? Apa yang akan terjadi? Tanpa gawang berarti tanpa goal, para pemain yang pada awalnya semangat berebut bola lama-kelamaan kehilangan semangat dan cepat lelah. Itu terjadi karena mereka hanya berputar di lapangan tanpa ada motivasi ke arah goal yang dituju.
Game Over
Berbeda halnya jika pertandingan itu memang memiliki gawang, sejak awal ada “rules of the game” aturan main yang tujuan akhirnya harus memasukan bola ke gawang lawan, mencetak goal, goal dan goal. Tim yang mengumpulkan skor tertinggi akan mendapat gelar juara, dan pada recognation mendapat tropi juara, hadiah ratusan juta dan tentu harga diri semakin berkibar. Tidak hanya saat bertanding, ketika latihan pun akan bersemangat dan semuanya serba terencana. Itulah pentingnya membuat goal, agar Anda tahu apa yang harus dicapai. Bersemangat dan optimalkan segala potensi dalam diri untuk melampaui. Padahal sejak 14 abad yang lalu Nabi Muhammad SAW telah mengabarkan rangkaian goal
sebagai berikut, coba Anda renungkan!
- Salat sunah dua rakaat sebelum subuh itu jauh lebih berharga dari dunia dan seisinya
- Rutin salat duha memperlancar rezeki dari arah yang tak terduga
- Barang siapa yang bersemangat
membangun masjid, maka ia akan dibangunkan oleh Allah SWT sebuah
istana di surga, dan masih banyak lagi.
Goal yang efektif dibagi menjadi dua bagian, diantaranya:
- To be dan to have
- S.M.A.R.T = S = Specific (jelas) M = Measurable (terinci) A = Achievable (terukur) R = Realistic (realistis) T = Time bound (batasan waktu)
Ketiga contoh dari Rasulullah diatas merupakan janji Allah kepada manusia yang berlomba-lomba dalam kebaikan, dan sebagai stimulus untuk bergerak menjemput rahmatNya. Inilah salah satu bentuk goal yang disebut “to have”(apa yang bisa kita dapatkan). Tidak cukup sampai disitu, melangkahlah lebih maju dengan membuat goal yang bisa disebut sebut sebagai “to be” (akan menjadi apa).
Goal bisa dibuat dengan dua kategori “to be” dan “to have” tersebut untuk semua dimensi kehidupan baik soal pendidikan, keuangan, keluarga, karir, cinta dan hal lainya yang Anda inginkan. Dan tentu saja goal tersebut harus dibuat dengan S.M.A.R.T.
Seorang laki-laki tidak lulus SD menghabiskan waktu selama bertahun-tahun menjadi kuli panggul di pelabuhan. Ini membuktikan bahwa impian harus diperjuangkan meski hidup serba terbatas. Siapa sangka kuli yang penghasilannya tidak seberapa tiba-tiba mendapat penghasilan US$1000 - US$ 1.175 dalam satu bulan, setara dengan 13 - 16 juta per bulan.
Itu cuma salah satu goalnya saja, sebab sebelumnya pun ia pernah belajar internet marketing dan berjualan buku. Ia melihat dunia online bisa dimasuki siapa saja tanpa ijazah. Disitulah peluang terbuka untuknya lalu ia pun berjuang habis-habisan. Selepas bekerja sebagai kuli panggul, ia sempatkan 4 - 6 jam untuk membuat game, menyisihkan uang, membeli laptop, hingga menabung untuk mendaftar di Google Play sebagai pengembang aplikasi.
Kini ia mampu menggarap satu game ringan dalam satu hari saja. Bila game terlalu rumit ia selesaikan dalam sepekan. Perjuangannya telah menjadi inspirasi banyak orang, bahwa kondisi hidup yang serba terbatas tidak menghambat seseorang untuk meraih impiannya. Ia adalah Henry Jufri kuli panggul pembuat game Android Baby Chaves Run asal Makassar. Bisa jadi Henry tidak pernah membuat goalnya secara tertulis, tapi tentu ia memiliki goal tersebut meski hanya tersimpan dalam pikirannya. Bayangkan jika ia menuliskan goalnya dengan metode S.M.A.R.T pasti akan lebih hebat lagi hasilnya. Contoh pembuatan goal Henry Jufri jika menggunakan metode S.M.A.R.T:
Specific (jelas) = membuat aplikasi Android yang hadir di Google Play
Measurable (terinci) = game untuk anak-anak yang mudah dioperasikan
Achievable (terukur) = pembuatan aplikasi yang bisa dipelajari dengan autodidak
Realistic (realistis) = belajar bersama teman dan mempelajari panduan online
Time bound (batasan waktu) = belajar enam bulan, pembuatan game satu bulan
Goalnya “to be” = menjadi game developer “to have” = aplikasi karya anak bangsa, passive income dan pensiun dini. Jika seseorang yang tidak lulus SD dan kuli panggul saja bisa menjadi game developer, Anda yang pernah sekolah apalagi sarjana, pasti lebih bisa, apalagi jika hanya menjadi seorang internet
marketing, tentu Anda pasti bisa! (RCA. Pradipto Kuswantoro)

By
Royal Crown Ambassador
PRADIPTO KUSWANTORO