Diare pada Anak-Anak, Jangan Dibiarkan Terus Menerus
Diare merupakan salah satu gangguan kesehatan yang sering muncul karena infeksi bakteri dan virus, terutama pada anak-anak. Diare terjadi pada saat tinja /feses menjadi terlalu lunak dan berair. Hal ini juga menyebabkan anak menjadi lebih sering buang air ke kamar mandi. Karena itu, sebagai orang tua kita harus mengetahui tindakan yang harus dilakukan segera saat anak terserang diare sebelum anak terkena dehidrasi.
Diare umumnya berlangsung tidak lebih dari 2 hari. Namun jika sampai lebih dari 2 hari, maka kemungkinan ada gangguan lain yang lebih serius.
Diperkirakan 4 milyar kasus diare terjadi setiap tahun pada anak balita di seluruh dunia sementara setiap tahunnya sebanyak 1,5 juta anak balita meninggal karena diare (Depkes, 2010). Sedangkan menurut laporan UNICEF, di Indonesia jumlah kematian anak di bawah usia lima tahun pada tahun 2012 tercatat sebanyak 152.
000.
Dari angka tersebut, sebanyak lebih dari 400 anak-anak meninggal setiap harinya di Indonesia yang rata-rata disebabkan oleh penyakit yang mudah dicegah dan diobati seperti pneumonia dan diare. Hal ini memperlihatkan bahwa diare tidak boleh dianggap enteng dan merupakan gangguan yang harus ditanggapi dengan cepat dan tepat.
Umumnya diare yang terjadi terbagi menjadi 2 yaitu:
Diare akut (jangka pendek)
Diare yang berlangsung 1 atau 2 hari dan hilang ini dapat disebabkan oleh makanan atau air yang terkontaminasi oleh bakteri (infeksi bakteri). Dapat pula terjadi karena terinfeksi virus.
Diare kronis (jangka panjang)
Diare yang berlangsung selama beberapa minggu. Hal ini bisa disebabkan oleh masalah kesehatan lain seperti sindrom iritasi usus besar. Hal ini juga dapat disebabkan oleh penyakit usus.
Baca Juga : Anak Cerdas Kebanggaan Orang TuaÂ
Banyak sekali hal-hal yang dapat memicu terjadinya diare, antara lain:
- Infeksi bakteri
- Infeksi virus
- Kesulitan mencerna hal-hal tertentu (makanan intoleransi)
- Sistem respon kekebalan tubuh terhadap makanan tertentu (alergi makanan)
- Parasit yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau air
- Reaksi terhadap obat-obatan
- Penyakit usus, seperti penyakit inflamasi usus
- Anak-anak yang mengunjungi beberapa negara asing berisiko untuk terkena diare pelancong. Hal ini disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang tidak bersih karena tercemar bakteri, virus, atau parasit.
Dari sejumlah hal yang disebutkan di atas, terlihat bahwa penyebab diare itu banyak sekali, dan kebanyakan ada di sekitar kita.
Oleh karena itu, kita harus tahu bagaimana cara mengatasi diare dan tindakan tepat apa yang harus dilakukan.
Pada saat diare terjadi pada anak-anak , dehidrasi/kekurangan cairan menjadi salah satu hal utama yang menjadi perhatian kita. Karena itu, menggantikan cairan tubuh anak yang hilang merupakan langkah pertama yang dapat dilakukan.
Selanjutnya adalah mencoba menghindari beberapa makanan dan minuman yang dapat memperburuk diare, antara lain hindari minuman jus atau minuman soda, karena hal ini dapat memperburuk diare yang telah terjadi. Selain menggantikan cairan, berikan makanan yang lembut, bernutrisi dan berserat untuk membantu mengembalikan tenaga serta membantu meningkatkan daya tahan tubuh guna mempercepat proses penyembuhan, salah satunya adalah bubur.
Faktor terakhir merupakan istirahat, yang juga menjadi faktor penentu dalam mengatasi diare dan mengurangi rasa sakit serta rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh anak.
Jadi kalau diare menyerang anak, jangan panik namun juga jangan dibiarkan. Ambil langkah-langkah awal yang tepat untuk membantu mengatasi diare tersebut, karena anak-anak sangat rentan terkena diare. (Jabbar/Marini)
Artikel Rekomendasi : Hindari Obesitas Pada Anak AndaÂ