5 Tips Melewati Quarter Life Crisis untuk Gen Z dengan Sehat!

Setelah menginjak lingkup umur 20-an tengah/akhir, ada suatu titik di hidup seseorang di mana ia merasa cemas dan tidak pasti dengan hidupnya. Ketakutan mengenai tanggung jawab baru, work-life balance yang mulai tidak bisa diatur, ancaman merasa “tertinggal” oleh teman-teman sepantaran, dan juga cita-cita dan identitas diri yang mulai terasa blur. Hal ini disebut Quarter Life Crisis (Krisis Seperempat Hidup)

Quarter Life Crisis adalah sebuah proses pendewasaan yang normal, dan kurang lebih dirasakan oleh setiap individu dari setiap generasi termasuk Gen Z yang sekarang sudah memasuki lingkup umur 25-an. Walaupun begitu, quarter life crisis bisa juga malah mengancam kesehatan mental, fisik, sosial, hingga karir jika kamu tidak paham cara melewatinya dengan sehat dan aman.

Di tambah lagi, perkembangan sosial media dan teknologi informasi yang terus membludak cepat dapat membuat Gen Z merasa semakin kewalahan. Setiap hari disuguhi gambaran kehidupan orang yang jauh lebih “sempurna” dari hidup mereka, maupun mereka yang jauh lebih menderita. Kesenjangan tidak sehat ini membuat Gen Z lebih susah merasa tervalidasi hidupnya.

Namun setiap generasi memiliki tantangannya masing-masing, dan Gen Z pasti juga bisa melewatinya. Kamu Gen Z yang sedang/ingin mencegah Quarter life Crisis dengan sehat? Coba simak di bawah ini!

1. Pertama, Sadarlah bahwa Hidup Bukan Balapan

Situasi, perasaan, masalah, pencapaian, ketertarikan, tantangan, dan keterampilan setiap orang berbeda-beda. Quarter Life Crisis biasanya mulai terjadi karena kamu mulai tertelan oleh tekanan-tekanan yang sebenarnya tidak penting. Kenyatannya adalah tidak ada peraturan universal kamu harus sudah menikah di umur 25, punya rumah di umur 28, atau punya karir yang pasti di umur 30.

Jadi tidak ada alasan untuk merasa kamu “gagal” atau “kalah” jika kamu belum mencapai target yang teman-teman Gen Z kamu sudah capai. Yang terpenting adalah kamu memiliki fisik dan mental yang sehat!

2. Kebiasaan Baik Harus Mulai dari Kamu

Saat Quarter Life Crisis datang, banyak Gen Z dewasa yang memilih untuk coping melalui kebiasaan-kebiasaan yang tidak sehat; seperti begadang, melarutkan diri pada minuman keras dan nikotin, serta memulai kebiasaan-kebiasaan lainnya yang merugikan. Hati-hati, karena pada momen-momen seperti ini kebiasaan tidak sehat tersebut bisa nyangkut sepanjang umur.

Mulailah kebiasaan-kebiasaan yang bermanfaat seperti olahraga, journaling, membaca buku, memulai hobi baru, hingga mendalami ilmu agama/spiritual. Perkaya hidup kamu dengan hal-hal positif di saat Quarter Life Crisis melanda, dan positivitas ini yang akan kamu tahan seumur hidup.

3. Batasi Waktu Menggunakan Internet

Gen Z merupakan generasi yang paling banyak mengonsumsi konten internet dan sosial media, dengan rata-rata 7 jam perhari. Rasa iri kecil yang kamu rasakan saat melihat pencapaian-pencapain orang lain di akun Instagram mereka memang tidak signifikan di awal, tetapi terus-terusan dan kamu akan mulai mempertanyakan kerja keras yang sudah kamu lakukan; hingga membawa kamu ke Quarter life Crisis.

Sebalinya juga saat kamu terlalu sering doomscrolling; yakni terus-terusan mengonsumsi berita buruk agar kamu mengetahui informasi terkini. Memperdulikan isu sosial adalah tindakan mulia, tetapi kamu hanyalah satu orang yang punya masalah-masalah yang kamu juga harus selesaikan. Yuk mulai moderasi dan batasi waktu menggunakan sosial media dengan sehat!

4. Jangan Pernah Malu Meminta Bantuan

Di saat Quarter Life Crisis terasa membebani hingga merusak gaya hidup dan menggangu kesehatan kamu, jangan ragu dan malu untuk bercerita. Baik ke keluarga, teman-teman terdekat, tenaga profesional, maupun dalam ibadah kamu kepada Yang Maha Esa. Depresi, kegelisahan, dan keraguan kamu valid; dan keinginan untuk melepas beban tersebut sangat normal.

Jangan juga malu dengan stereotipe “Gen Z lemah dikit-dikit ke terapis”, karena kesadaran Gen Z akan pentingnya merawat kesehatan mental itu hal yang baik. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Quarter Life Crisis memang normal dan tidak perlu ditakuti. Tetapi jika kamu tidak hati-hati, Quarter Life Crisis dapat merubah jalan hidup kamu ke arah yang tidak kamu inginkan. Berbicara dengan tenaga kesehatan mental terlatih seperti seorang Psikiater dapat membantu kamu memastikan hal ini tidak terjadi.

5. Self Care Luar Dalam

Selain memulai kebiasaan-kebiasaan yang baik, Quarter Life Crisis menjadi waktu yang tepat untuk kamu mulai meningkatkan self care (perawatan diri). Sayangi diri kamu, rawat kesehatan badan kamu, dan konsumsi hal-hal yang bermanfaat.

Berolahraga, belajar sedikit cara berdandan, juga mulai rutinitas skincare; hal ini akan membuat kamu lebih percaya diri. Jangan lupa juga mulai diet sehat dan gunakan produk-produk yang dapat mendukung kesehatan fisik juga emosional!

Sobat Gen Z, merasa takut akan masa depan adalah hal yang normal. Quarter Life Crisis bukan lah pertanda kamu lemah karena semua orang melewati fase ini. Semua tergantung kepada bagaimana kamu menyikapinya. Apakah kamu mau larut dalam kegalauan, atau mencoba melangkah demi perubahan yang positif dan terus melihat apa yang kamu bisa lakukan untuk dunia?

Untuk mendukung langkahmu, sobat Gen Z bisa mencoba Kinotakara! Kinotakara adalah koyo (Foot Pads) spesial untuk detoksifikasi yang dapat menyerap racun dan kotoran melalui titik akupunktur kaki, sehingga membuat badan lebih bersih, nyaman, dan sehat. Produk ini dapat membantu memberikan hidup yang lebih damai dengan cara menyerap zat-zat racun dalam tubuh melalui pori-pori kulit dan titik-titik akupunktur, sehingga membantu mencegah depresi dan kegelisahan!

Pesan Online: dnmmobile.com

Referensi:

  1. Medium. Diakses tahun 2025. “How to Find Your Way Through a Quarter-life Crisis”
  2. Verywell Mind. Diakses tahun 2025. “Surviving your Quarter Life Crisis: Strategies and Support”
  3. Halodoc. Diakses tahun 2025. “Quarter Life Crisis: Pengertian, Gejala, dan Cara Mengatasinya”