Belajar Dari Masalah Menuju Kesuksesan
Di dalam menjalani kehidupan kita sering mengarungi dinamika kehidupan seperti ombak di lautan. Kita sering diizinkan Tuhan melalui berbagai kejadian. Sesungguhnya apakah kejadian-kejadian itu akhirnya membuat kita bahagia atau duka, ternyata bukan tergantung oleh kejadian itu, namun sepenuhnya tergantung dari bagaimana kita mencerna kejadian itu, sebagai sesuatu yang positif atau negatif. Sesuatu yang akhirnya mempengaruhi hasil akhir apakah bahagia atau duka.
Terlepas dari apakah Anda sedang berjuang atau tidak, tetap saja dinamika kehidupan itu akan kita alami. Kalau begitu mengapa kita tidak memilih untuk berjuang dan menghasilkan sesuatu yang positif? Untuk dapat mengatasi itu semua bermula dari pikiran dan mental kita. Saya ingat sebuah cerita motivasi dari e-mail seorang teman tentang cerita seekor keledai tua.
Suatu hari di sebuah desa terpencil, seekor keledai tua terjatuh ke dalam sumur tua yang sudah lama kering. Petani tua pemilik keledai itu mendapatinya sedang menangis meraung-raung di dalam sumur tua milik petani itu. Mendapati hal itu sang petani bingung mencari cara bagaimana menarik hewan itu keluar.
Akhirnya petani tua itu berpikir, toh keledai itu sudah tua dan sumur tua itu pun sebenarnya berbahaya karena bisa saja ada anak kecil yang akan terjerumus jatuh ke dalam sumur. Maka petani tua memutuskan untuk menimbun saja sumur itu bersama dengan keledai tadi, untuk menyelesaikan dua masalah sekaligus.
Segera petani tua itu meminta bantuan tetangga-tetangganya untuk mengambil sekop dan menimbun sumur tua itu. Mulailah sekop demi sekop tanah dituangkan ke dalam sumur tua. Pada mulanya keledai itu menyadari apa yang terjadi, ia meraung keras dengan penuh kengerian. Namun segera semua orang disitu takjub karena mendadak suara raungan keledai itu terhenti dan didapati bahwa ternyata setiap bersekop-sekop tanah yang menimpa punggungnya, keledai itu melakukan sesuatu yang menakjubkan.
Ia mengguncang-guncangkan badannya agar setiap tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, dan keledai itu menaiki tanah tersebut. Sementara terus para tetangga menuangkan tanah dan kotoran ke hewan itu, sang keledai terus saja mengoncangkan tubuhnya dan melangkah naik. Orang-orang menjadi terpesona ketika akhirnya si keledai dapat meloncat naik ke tepi sumur dan menyelamatkan diri.
Jangan takut untuk mengalami tekanan dari keadaan atau orang lain, karena toh kita tidak mungkin lepas dari tekanan. Misalnya Anda takut ditolak atau dimarahi atau ditekan baik oleh prospek, downline, upline atau pelanggan Anda saat menjalankan bisnis ini. Jika Anda merasa lelah, tidak mampu dan memutuskan menyerah, Anda akan mencari pekerjaan atau usaha lain yang Anda pikir tidak akan mengalami tekanan seperti di bisnis ini. Nyatanya Anda akan mendapati bahwa di pekerjaan atau usaha mana pun kondisinya sama saja. Sebagai direktur Anda akan ditekan oleh direksi atau pemilik saham. Sebagai pemilik tunggal perusahaan Anda pun tidak lepas dari tekanan klien atau pelanggan. Bahkan sebagai pengangguran pun Anda akan ditekan oleh kebutuhan-kebutuhan pokok, yang akhirnya tekanan lebih besar lagi datang dari penagih-penagih hutang-hutang Anda. Intinya dalam hidup ini kita tidak bisa lari dari tekanan, maka hadapi saja.
Jangan berdoa kepada Tuhan untuk menghilangkan tekanan-tekanan itu tetapi berdoalah kepada Tuhan agar punggung kita lebih kuat untuk memikulnya.
Dalam menjalani kehidupan yang penuh dinamika dan sering mengalami tekanan, masalah seperti tanah dan kotoran yang menimpa keledai itu. Kalau kita bisa belajar dan mengambil hikmah dari setiap tekanan dan masalah maka kita seperti hewan tadi yang mengoncangkan badannya.
Dengan mengoncangkan pikiran-pikiran negatif atas setiap kejadian yang menimpa kita dan melangkah untuk belajar lebih pandai lagi sebagai pijakan dalam perjuangan berikutnya, itulah yang akhirnya mengantar kita pada kesuksesan.
Setiap tekanan dan masalah sesungguhnya merupakan pijakan untuk menuju kesuksesan jika kita tidak menyerah dan membiarkannya menenggelamkan kita.